Friday, August 2, 2013

Fast//ing

GOD.
Menurut pendapat saya adalah suatu kekuatan besar yang menciptakan, mengendalikan, dan mengatur segala yang ada / yang tidak perlu dijelaskan / tidak masuk akal di dunia ini. We just have to believe.

Ditulis di salah satu ayat dalam kitab suci yang saya yakini. Bahwa dalam suatu masa akan datang hari terakhir dimana langit akan diruntuhkan dan matahari akan hilang, surga di dekatkan neraka dinyalakan. Manusia dari jaman ke jaman akan dibangkitkan, mereka dalam berkelompok akan diadili.

Mereka dalam berkelompok akan di adili. Mari kita konsentrasi pada kalimat ini. Tafsiran yang akhirnya saya bahas dengan ayah saya saat menjelang beliau pulang ke Jakarta. Jadi? menurut bapak bagaimana?. Tuhan yang menciptakan di setiap kitab suci dari masa ke masa menyatakan hanya ada satu. Diadili dalam berkelompok sesuai dengan ajaran yang masing-masing individu ketahui. Dan dengan begitupula lah kita akan ditimbang, diberi surat kelulusan bagaimana pertanggung jawaban nasib kita kelak. Jadi menurut saya tidak ada yang salah. Tidak ada ajaran yang salah dan benar. Sesuai dengan apa yang sudah menjadi nasib kita masing-masing dibesarkan dengan ajaran yang bagaimana, dan bertanggung jawablah dengan apa yang kita ketahui. Kemudian manusia pun menjadi lalai, membangkang, atau skeptis sama sekali. Dan seperti itulah yang nanti akan ditimbang di hari akhir.

Tidak masuk diakal memang ketika saya menginjak pertama kalinya masjid dengan lantai marmer besar yang dingin. Masih ingat sekali pertemua pertama saya dengan bangunan kotak hitam yang biasanya saya lihat sekedar di kalender-kalender menjelang bulan puasa. Dengan diterangi lampu sorot disegala arah, bangunan kotak hitam tersebut sangatlah megah. Saya memang mudah terharu, tapi saat itu keharuan saya juga sedikitnya mengagetkan diri sendiri. Ka'bah, sesuatu yang besar sudah dipastikan ada disana. Melingkupi bangunan tersebut dengan entahlah namun bisa dirasakan. Jutaan orang datang berbondong-bondong, mengitari dengan mimik muka penuh apa ya, antara haru dan suka cita. 

Kali itu pertama kalinya saya keluar negri. Melihat jutaan bangsa lain dengan gayanya sendiri-sendiri. Lima waktu full saya harus berdesakan masuk ke pintu masjid dengan ratusan orang yang saya tidak kenal. Berusaha untuk tidak tertinggal rombongan yang konon paling banyak dari sekian negara Islam lainnya. Rombongan Indonesia dengan segala kreatifitasnya membordir, membuat bendera, dan seragam batik dengan warna-warna mencolok mata. Saya gak akan mau pakai deh kalau didalam negri. Memenuhi pelataran masjid dan berteriak-teriak agar tidak tercecer. Air zam-zam yang dingin sudah disajikan didalam jerigen dan kita bebas ambil sesukanya. Menjelang shalat Magrib, kelompok-kelompok yang berpuasa akan segera berkeliling membagikan kurma atau yoghurt dan roti ketek. Saya kedapatan yoghurt dan kurma dari ibu-ibu Turki yang besar. 

Sedikit melenceng, saya baru menyadari kalau musim Haji dan Bulan Ramadhan mempunyai peran penting dalam menggerakkan ekonomi dunia. Karena term nya yang lama, bukan sekedar sehari dua hari. Bayangkan berapa banyak ayam atau sapi yang diimpor oleh negara-negara maju untuk memenuhi makan para jemaah haji. Faktanya beberapa maskapai penerbangan dapat tidak terbang selama 6 bulan karena kebutuhannya sudah jauh terpenuhi saat mereka hanya kerja dibulan haji. Souvenir-souvenir yang dijajakan di Arab Saudi pula didatangkan dari berbagai-macam negara industri. 

Begitu pula dengan bulan Ramadhan, orang-orang belanja bahan pokok bahkan sebelum Ramadhan datang, setiap hari selama 30 hari perputaran uang kecil meningkat drastis dan puncaknya adalah saat lebaran dimana hampir setiap orang menukarkan uang pecahan besar untuk 'bagi-bagi angpau' di kampung masing-masing. Transportasi juga habis terjual dimana ada migrasi sementara besar-besaran. Dan disepanjang jalur mudik terbukti pedagang banyak meraup untung. 

Jadi? Saya bukan mau mendoktrin segala macam, catatan ini hanya sebagai pensieve saya dalam mengingatkan diri sendiri bahwa saya diciptakan dan tumbuh besar dengan agama ini. Dan dengan fakta-fakta diatas sudah seharusnya saya lebih mengingat dan mengamalkan segala yang saya ketahui. Bulan Ramadhan kali ini kembalinya saya ke Bandung, rasanya manis menyenangkan namun agak sepi. 6 hari menuju lebaran. Sampai jumpa di tahun depan.



[nos] 

No comments:

Post a Comment